MEMAHAMI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


MEMAHAMI MANAJEMEN KESISWAAN

DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

By: Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I

(Guru Sang Dewo (SMPN 2 Pagerwojo) & Akademisi UIN Maliki Malang)

 

A.     Pengantar

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik, tidak boleh dikerjakan secara asal-asalan. Arah pekerjaan yang jelas dan landasan yang mantab serta cara-cara mendapatkannya yang transparan akan menjadikan amal perbuatan yang mendapatkan ridlo dan hidayah dari Allah swt. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Sesuai dengan prinsip itu, maka manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan Islam akan sangat bergantung kepada manajemen yang digunakan dalam suatu lembaga pendidikan Islam (sekolah Islam) yang bersangkutan. Manajemen tersebut akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah Islam tersebut, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen tenaga kependidikan yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah Islam tersebut kurang optimal.

Sementara itu salah satu elemen keberhasilan pendidikan islam ialah peserta didik atau boleh dikatakan sebagai murid. Murid merupakan input dalam suatu lembaga pendidikan. Sedangkan keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat atau dipandang melalui output yang dihasilkan. Output yang mempunyai mutu atau kualitas yang tinggi tidak mungkin kalau dihasilkan dengan input yang rendah. Output yang tinggi biasanya dihasilkan melalui input yang tinggi pula. Maka dari itu suatu sekolah islam yang ingin meningkatkan kualitas pendidikannya harus meningkatkan kualitas inputnya dahulu.

Disamping itu walaupun input suatu sekolah tersebut baik, sekolah tersebut tidak mungkin baik jika tidak didukung dengan pengaturan atau bahasa sekarang dinamakan manajemen yang baik pula. Banyak sekali sekolah-sekolah yang inputnya baik tapi kenyataannya outputnya kurang berhasil atau bermutu. Ketika diselidiki, hal itu bukan disebabkan pendidikan atau materinya akan tetapi disebabkan manajemen kesiswaannya yang kurang baik.

Maka dari itu penulis disini akan menguraikan dari beberapa referensi yang penulis punya dari  pengetahuan yang telah penulis dapat mengenai manajemen kesiswaan dan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen kesiswaan tersebut.

B.     Konsep Manajemen Kesiswaan Pendidikan Islam

Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional dalam pengelolaan sekolah. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.

Manajemen kesiswaan bukan hanya berupa pencatatan data siswa atau peserta didik, tetapi meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.

Manajemen kesiswaan ini merupakan pelayanan yang memusatkan perhatiannya kepada pengaturan, pengawasan serta pelayanan terhadap siswa, baik di dalam maupun diluar kelas. Pada intinya manajemen kesiswaan di suatu sekolah membantu sisiwa untuk mengembangkan dirinya yang sesuai dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah atau sekolah islam tersebut

C.     Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan bertugas mengatur berbagai kegiatan dalam bidang  kesiswaan agar proses pembelajaran di sekolah islam berjalan dengan tertib, teratur, dan lancar. Untuk mewujudkan tujuan tersebut terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut menurut Depdikbud adalah sebagai berikut:

  1. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengembilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
  2. Kondisi siswa sangat beragam ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
  3. Siswa hanya akan termotivasi belajar, bila mereka menyenangi apa yang diajarkan.
  4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.

Disamping hal itu juga diperlukan yaitu mengetahui karakteristik peserta didik yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  1. Pserta didik bukan miniatur orang dewasa.
  2. Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin.
  3. Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain.
  4. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia.
  5. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.

Karena peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka setiap sekolah atau sekolah islam yang menginginkan pendidikannya berhasil harus berusaha memenuhi kebutuhan para peserta didik yang berbeda-beda tersebut dengan seefektif mungkin dan juga dengan memperhatikan kondisi psikologis peserta didik tersebut. Pada intinya kebutuhan peserta didik dibagi menjadi dua yakni kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

D.     Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan

Secara umum bidang kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut ruang lingkup manajemen kesiswaan berkaitan erat dengan hal-hal sebagai berikut:

  1. Perencanaan kesiswaan.
  2. Penerimaan siswa baru
  3. Pengelompokan siswa
  4. Kehadiran kelompok di sekolah islam
  5. Pembinaan disiplin siswa
  6. Kegiatan ekstra kurikuler
  7. Organisasi Siswa Intra Sekolah
  8. Evaluasi kegiatan siswa
  9. Perpindahan siswa
  10. Kenaikan kelas dan penjurusan
  11. Kelulusan dan alumni.

1.      Perencanaan Kesiswaan

Dalam perencanaan kesiswaan ini mencakup sensus sekolah dan penentuan jumlah siswa yang diterima. Sensus sekolah pencatatan anak usia sekolah yang diperkirakan akan masuk sekolah islam atau calon siswa.

Pendataan anak usia sekolah atau calon siswa merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari sensus sekolah akan dapat ditetapkan: 1. jumlah dan lokasi sekolah, 2. batas daerah penerimaan siswa suatu sekolah. 3. jumlah fasilitas transportasi, 4. layanan program pendidikanm 5. fasilitas pendidikan bagi anak-anak cacat, 6. laju pertumbuhan pendidikan khususnya anak-anak usia sekolah disekitar sekolah.

2.      Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah islam atau jumlah siswa baru yang akan diterima, dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal dikelas atau mengulang. Kegiatan tersebut biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa  baru atau PSB.

Langkah-langkah penerimaan siswa baru adalah sebagai  berikut: 1. membentuk panitia penerimaan murid, 2. menentukan syarat pendaftaran calon, 3. menyediakan formulir pendaftaran, 4. pengumuman pendaftaran calon, 5. menyediakan buku pendaftaran, 6. waktu pendaftaran, 7. penentuan calon yang diterima.

3.      Pengelompokan Siswa

Pengelompokan  siswa dimaksudkan agar dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah islam dapat berjalan lancar, tertib dan dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa jenis pengelompokan siswa diantaranya:

a. Pengelompokan dalam kelas-kelas.

Agar prose belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, maka siswa harus dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil lagi yaitu kelas. Banyak kelas disesuaikan dengan jumlah siswa yang diterima. Pengelompokan jenis ini tidak hanya berlaku untuk kelas satu atau siswa baru saja melainkan juga berlaku bagi kelas dua dan tiga atau jenjang berikutnya. Dan selanjutnya terjadi kenaikan kelas, maka dari itu siswa dalam suatu kelas tidaklah tetap.

b. Pengelompokan berdasarkan bidang studi

Pengelompokan jenis ini dinamakan dengan penjurusan, yaitu mengelompokkan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat tersebut dapat didasarkan pada nilai hasil belajar.

c. Pengelompokan berdasarkan spesialisasi

Pengelompokan jenis hanya terjadi di sekolah-sekolah kejuruan, pada hakekatnya berdasarkan bidang studi namun lebih khusus.

d. Pengelompokan dalam sistem kredit

Pengajaran yang menggunakan sistem ini biasanya menggunakan sistem sks. Jadi setiap mata pelajaran diberikan bobot kredit yang satu tatap muka selama 45 menit.

e. Pengelompokan berdasarkan kemampuan

Penglompokan jenis ini adalah pengelompokan yang pandai bersama yang pandai dan demikian juga sebaliknya.

f. Pengelompokan berdasarkan minat.

Karena setiap siswa mempunyai minat yang berbeda-beda dalam setiap pokok bahasan tertentu, maka diadakan pengelompokan dalam kelompok kecil yang didasarkan pada minat siswa tersebut.

4.      Pembinaan Disiplin Siswa

Disiplin adalah suatu kegiatan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan kelas dimana mereka berada. Dalam peningkatan kedisiplinan biasanya terdapat tata tertib suatu sekolah yang harus dipetuhi oleh seorang siswa misalnya: hadir 10 menit sebelum pelajaran dimulai, mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik, dan mengerjakan semua tugas yang diberikan.

Kewajiban menaati tata tertib yang ada merupakan hal yang penting karena merupakan bagian dari sistem persekolahan yang dilaksanakan dan juga sebagai sebuah kelengkapan sekolah islam dalam menjalankan proses pembelajaran.

5.      Kegiatan Ektra Kurikuler

Yang dimaksud dengan kegiatan tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah islam namun dilaksanakan diluar jam sekolah secara resmi. Artinya diluar jadwal pelajaran yang tercantum. Tujuan dari adanya kegiatan ini adalah memperkaya dan memperluas wawasan siswa dan juga membantu menanamkan nilai-nilai pada diri siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler  adalah:

  1. Peningkatan aspek pengetahuan sikap dan ketrampilan.
  2. Dorongan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa
  3. Penetapan waktu dan obyek kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
  4. Jenis-jenis kegiatan ekstra yang disediakan seperti pramuka, PMR, kesenian, olahraga dan sebagainya.

Sedangkan kegiatan Ko Kurikuler dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya mempelajari buku-buku pelajaran tertentu, mengerjakan PR, atau mengadakan kegiatan lain diluar sekolah islam. Pada intinya kedua kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi siswa.

6.      Organisasi Siswa Intra Sekolah

OSIS adalah satu-satunya organisasi yang bersifat intra sekolah yang harus ada di sekolah islam Tsanawiyah maupun Aliyah. OSIS berfungsi sebagai wadah untuk:

  1. pembinaan pemuda dan budaya
  2. pembinaan stabilitas dan ketahanan nasional
  3. pembentukan watak dan kepribadian dalam integrasi sekolah.
  4. pencegahan pembinaan siswa yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.
  5. pembinaan aktifitas intra sekolah yang berorientasi pada kegiatan yang bersifat edukatif.
  6. pemberian kesempata seluas-luasnya bagi pengembangan potensi siswa.

Tujuan OSIS adalah untuk:

  1. mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki jiwa pancasila, berkepribadian luhur, moral dan mental yang tinggi, berkecakapan serta berpengetahuan yang siap  untuk diamalkan.
  2. mempersiapakan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi pada Tuhan YME, tanah air dan bangsanya.
  3. menggalang kesatuan dan persatuan yang kokoh di sekolah dalam satu wadah OSIS.
  4. menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat.

Kegiatan ini dibina oleh kepala sekolah dan dibantu oleh guru yang mempunyai kompetensi dalam keorganisasian.

7.      Evaluasi Kegiatan Siswa

Dalam evaluasi kegiatan siswa terdapat berbagai langkah yang perlu diperhatikan:

v  Penentuan standar, yang dimaksud standar adalah patokan mengenai suatu keerhasilan atau kegagalan dalam suatu kegiatan.

v  Mengadakan pengukuran. Pengukuran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

v  Membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditentukan.

v  Mengadakan perbaikan. Maka dari itu perlu  untuk mengetahui standar agar dapat digunakan sebagai umpan balik sebagai perbaikan dalam pelaksanaan suatu kegiatan, supaya pelaksanaan kegiatan memenuhi target yang telah ditetapkan.

8.      Perpindahan Siswa

Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian, yakni perpindahan siswa dari suatu sekolah islam ke sekolah islam lain yang sejenis dan perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain. Perpindahan  siswa dari suatu sekolah islam ke sekolah islam lain yang sejenis pada dasarnya dikarenakan perpindahan wilayah atau tempat. Perpindahan  siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain lebih dikarenakan kurang cocoknya siswa masuk dalam program tersebut. Maka dari itu untuk mengantisipasi hal tersebut, pada saat penjurusan harus menentukan jurusan setepat-tepatnya bagi siswa dengan melihat kecenderungan dan karakeristik siswa bahkan dengan data yang lengkap yang dimiliki oleh pihak sekolah islam.

9.      Kenaikan Kelas dan Penjurusan

Kenaikan Kelas dan Penjurusan dapat diatur dalam peraturan sekolah yang didasarkan pada kebijakan yang ada pada sekolah. Dalam pelaksanaan kenaikan kelas dan penjurusan seringkali muncul berbagai masalah yang memerlukan penyelesaian secara bijak. Masalah ini dapat diperkecil jika data-data tentang hasil evaluasi siswa obyektif dan mendayagunakan fungsi. Juga para guru harus berhati-hati dalam memberikan nilai hasil evaluasi belajar kepada siswa.

10.   Kelulusan dan Alumni

Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah islam sebagai suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Kelulusan ini ditandai dengan adanya Ijazah atau STTB. Prosesnya biasanya ditandai dengan pelepasan siswa dalam suatu upacara.

Sedangkan hubungan dengan alumni, para sekolah islam tetap menjaga hubungan dengan para alumninya. Demikian juga para alumni juga biasanya bangga dengan sekolah islam dimana ia bersekolah dan menempuh pendidikan dahulu.

SEKIAN

SEMOGA BERMANFAAT

Leave a comment